Waktu pertama kali masuk ke dunia kripto, gue sempat bingung parah. Banyak banget jenis aset digital yang berseliweran Bitcoin, Ethereum, Solana, Cardano, sampai token-token yang namanya mirip makanan aneh: Shiba Inu, PancakeSwap, SushiSwap dan lo bisa terusin sendiri daftarnya.
Tapi setelah riset, ngikutin proyeknya, dan ngalamin sendiri naik-turunnya grafik (kadang bikin senyum, kadang pengen banting HP), gue jadi punya gambaran: nggak semua kripto layak dikoleksi. Tapi ada beberapa yang emang punya isi, bukan cuma hype.
Bitcoin (BTC) Si Raja dan Emas Digital
Lo gak bisa ngomongin kripto tanpa mulai dari Bitcoin. Ini kayak “ayahnya” semua koin kripto.
- Kenapa bagus?
Karena dia adalah yang paling terdesentralisasi, paling aman, dan udah terbukti selama lebih dari 10 tahun. - Use case-nya?
Sebagai store of value. Banyak yang nyebut Bitcoin itu “emas digital”. Cocok banget buat long-term hold. - Kelemahannya?
Skalabilitas lambat. Transaksi bisa mahal dan gak cocok buat pembelian harian. Tapi tetap, kalau tujuan lo adalah simpan nilai jangka panjang, BTC wajib ada di portofolio.
Gue pribadi pakai BTC buat nabung digital. Bukan buat cuan cepat, tapi buat lindung nilai. Dan sampai sekarang, dia belum ngecewain.
Ethereum (ETH) Raja Smart Contract
Kalau Bitcoin itu emas, Ethereum itu listriknya dunia kripto. Dia yang ngidupin ratusan—bahkan ribuan—proyek di blockchain.
Solana (SOL) Cepat, Murah, Tapi Pernah “Drop”
Solana sempat jadi darling-nya dunia kripto karena transaksi super cepat dan biaya nyaris nol. Bisa handle ribuan transaksi per detik, cocok buat NFT, game blockchain, dan micro payment. Jaringan Solana pernah down beberapa kali. Ini bikin orang sempat ragu. Tapi akhir-akhir ini performa mereka jauh lebih stabil.
BNB (Binance Coin) Koin Ekosistem Terbesar
BNB adalah token milik Binance, exchange terbesar di dunia. Tapi BNB bukan sekadar token diskon trading fee. BNB dipakai di Binance Smart Chain (BSC), yang punya ribuan proyek DeFi dan NFT. Karena dikontrol satu entitas (Binance), BNB lebih terpusat daripada BTC atau ETH.
Stablecoin (USDT, USDC): Si Tenang di Tengah Badai
Kadang kita nggak perlu selalu ngegas cari cuan. Kadang kita cuma butuh “parkir” aman. Nah, di sinilah stablecoin masuk.
Mana yang Paling Bagus
Dan yang paling penting: jangan taruh semua telur di satu keranjang. Dunia kripto itu dinamis, volatil, dan penuh kejutan. Tapi kalau lo pelajari, nikmatin prosesnya, dan diversifikasi dengan bijak hasilnya bisa luar biasa.
Lo sendiri, udah pegang aset kripto yang mana Atau masih bingung mau mulai dari mana? Santai aja, belajar pelan-pelan, dan jangan takut tanya.