Kalau lo sempat ngikutin perkembangan kripto di Indonesia beberapa tahun belakangan, pasti pernah denger istilah Raja Kripto Indonesia. Istilah ini bukan cuma julukan kosong, tapi mewakili sosok atau kelompok yang berhasil ngubah portofolio digital mereka jadi kekayaan luar biasa dan yang paling gila, semuanya terjadi dalam waktu relatif singkat.
Dunia kripto memang bukan monopoli orang luar negeri. Anak bangsa juga bisa meroket dari nol jadi miliarder.
Siapa Raja Kripto Indonesia
Kalau kita ngomongin nama spesifik, beberapa nama sering muncul, kayak:
Oscar Darmawan, CEO dari Indodax, exchange kripto terbesar di Indonesia.
William Sutanto, CTO dari Tokocrypto, yang udah diakuisisi Binance dan jadi salah satu exchange terbesar juga.
Beberapa nama anonim yang jadi whale (pemilik aset kripto besar) di komunitas kripto lokal jarang muncul ke publik, tapi dikenal di kalangan dalam karena transaksinya gerak pasar.
Tapi raja kripto gak selalu harus bikin platform. Banyak juga individu biasa yang dari awal udah melek kripto, invest di waktu yang tepat, tahan di saat pasar merah, dan akhirnya cuan gila-gilaan.
Awal Mula Dari Ngulik Iseng Sampai Jadi Passion
Kebanyakan dari mereka mulai bukan karena pengen kaya. Tapi karena penasaran sama teknologi blockchain dan potensi kripto. Mereka belajar dari forum, YouTube, bahkan Telegram grup yang kadang isinya random banget (gue pernah ikut yang isinya 80% emot ).
Gue inget satu cerita di Twitter ada pemuda asal Jogja yang mulai dari jualan desain NFT di OpenSea. Awalnya dapet 0,01 ETH per karya. Eh, gara-gara satu koleksi viral, dia bisa jual puluhan ETH dalam seminggu. Nilainya? Ratusan juta rupiah.
Dari Riset ke Investasi Kunci Lonjakan Kekayaan
Dan mereka gak langsung jual waktu naik 2x. Mereka paham prinsip hold jangka panjang, baca proyeknya, ngerti fundamentalnya.
Gak Cuma Invest Mereka Bangun Ekosistem
Pernah datang ke salah satu event kripto di Jakarta. Gila, rame banget, dan antusiasmenya tuh kayak konser. Anak muda semua, penuh semangat, dan yang ngajarin tuh founder-founder lokal yang down to earth.
